Hadits ke-11: Sabar
A. Redaksi Hadits
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ
الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: إِنَّ نَاسًا مِنَ الأَنْصَارِ سَأَلُوا
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَعْطَاهُمْ ثُمَّ سَأَلُوهُ
فَأَعْطَاهُمْ ثُمَّ سَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ حَتَّى نَفِدَ مَا عِنْدَهُ فَقَالَ:
«مَا يَكُونُ عِنْدِي مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ أَدَّخِرَهُ عَنْكُمْ وَمَنْ
يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ وَمَنْ
يَتَصَبَّر يُصَبِّرْهُ اللَّهُ وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ
مِنَ الصَّبْرِ»
Dari Abi Sa’id al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa beberapa orang dari golongan Anshar meminta
(sesuatu) kepada Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam, lalu beliaupun memberi mereka. Kemudian mereka meminta lagi, maka beliaupun memberi mereka sampai
habis apa
yang ada pada
beliau. Lalu beliau bersabda kepada mereka, "Kebaikan
yang ada padaku tidak akan aku simpan sehingga tidak
diberikan kepada kalian. Barangsiapa menahan maka Allah
akan menahannya, barangsiapa tidak membutuhkan maka Allah akan menjadikannya tidak membutuhkan, dan
barangsiapa berusaha sabar maka Allah akan menjadikannya bersabar. Tidaklah seseorang
diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada
kesabaran.” (Muttafaq ‘Alaih)
B. Takhrij Hadits
1. Shahih al-Bukhari, Bab al-Isti’faf ‘an al-Mas’alah no. 1469, Bab
ash-Shabr ‘an Maharimillah no, 6470
2. Shahih Muslim, Bab Fadhl at-Ta’affuf wa ash-Shabr no. 1053
3. Sunan Abi Dawud, Bab Man Yu’thi min ash-Shadaqah wa Haddu al-Ghina no. 1628, Bab
fi al-Isti’faf no. 1644
4. Sunan at-Tirmidzi, Bab Ma Ja’a fi ash-Shabr no. 2024
5. Sunan an-Nasa’i, Bab al-Isti’faf ‘an al-Mas’alah no. 2588
6. Musnad Ahmad, Musnad Abi Sa’id al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu no. 11091
7. Sunan ad-Darimi, Bab fi al-Isti’faf ‘an al-Mas’alah no. 1686
8. Muwattha Imam Malik, Bab Ma Ja’a fi at-Ta’affuf ‘an al-Mas’alah no. 7
C. Kandungan Hadits
Ibnu
Hajar berkata, “Sabar adalah menahan kecenderungan jiwa terhadap perbuatan
aniaya, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Bisa juga berarti kelembutan.
Sebagaian ahli ilmu mengatakan bahwa sabar terhadap derita adalah perjuangan
jiwa. Allah telah membuat jiwa manusia bisa merasakan sakit karena suatu
perbuatan terhadap fisik atau perkataan yang didengarnya. Oleh karena itu Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam merasa berat ketika kaum musyrikin mendustakannya. Namun
beliau tetap bersabar ketika mengetahui besarnya pahala orang-orang yang
bersabar, dan bahwa Allah akan memberinya pahala tanpa batas. Orang yang
bersabar lebih besar pahalanya daripada yang berinfak, karena kebaikannya dilipatgandakan
hingga tujuh ratus kali. Padahal suatu kebaikan pada dasarnya dibalas sepuluh
kali lipat, kecuali bagi siapa yang Allah kehendaki maka akan ditambahkan.”
Dalam
hadits di atas disebutkan tentang keutamaan sabar dan anjuran bersabar. Sabar merupakan
sifat terpuji dan perangai yang disukai, ia akan berakibat baik, dampaknya
terpuji, dan mneghimpun banyak manfaar. Sikap ini memberikan kesempatan kepada
setiap muslim untuk memikirkan hal yang bermanfaat dan menimbang-nimbang
perkaranya dengan matang, sehingga tidak melakukan kecuali yang akan
mendatangkan manfaat dan akibat yang baik.
Ada
tiga jenis sabar: Pertama, sabar terhadap apa yang diperintahkan Allah, yaitu
sabar dalam ketaatan dan melaksanakan tugas ibadah, serta dalam menghadapi
kesulitan dalam pelaksanaannya. Kedua, sabar terhadap apa yang dilarang Allah,
yaitu sabar terhadap hal-hal yang diharamkan, kemaksiatan dan dorongan syahwat,
serta dalam menahan jiwa untuk tidak mendekatinya dan menahan paksaannya serta
mengendalikannya agar tidak terjerumus ke dalam kenistaan. Ketiga, sabar
terhadap musibah yang menyakitkan, bencana yang membinasakan, ujian dan cobaan,
serta apapun penyebab dan bentuknya.
Komentar
Posting Komentar