40 HADITS TENTANG AKHLAK: Hadits ke-1

Hadits ke-1: Akhlak yang Baik

A.    Redaksi Hadits

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاحِشًا وَلاَ مُتَفَحِّشًا وَكَانَ يَقُولُ: «إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقًا»

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bukan orang yang keji dan bukan pula orang yang kasar. Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya’.” (HR. al-Bukhari)

B.     Takhrij Hadits

1.      Shahih al-Bukhari, Bab Manaqib ‘Abdillah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu no. 3759, Bab Lam Yakun an-Nabiyyu Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Fahisyan wa La Mutafahhisyan no. 6029, Bab Husni al-Khuluqi wa as-Sakha’i wa Ma Yukrahu min al-Bukhli no. 6035

2.      Shahih Muslim, Bab Katsrati Haya’ihi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam no. 2321

3.      Sunan at-Tirmidzi, Bab Ma Ja’a fi al-Fuhsyi wa at-Tafahhusyi no. 1975

4.      Musnad Abi Dawud ath-Thayalisi, Bab Ma Rawa Masruq ‘an ‘Abdillah bin ‘Amr no. 2360

5.      Musnad Ahmad, Bab Musnad ‘Abdillah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu ‘Anhuma no. 6504, no. 6735, no. 6818, no. 7035

6.      Shahih Ibnu Hibban, Bab Dzikru al-Bayan bi anna min Khiyar an-Nas man Kana Ahsana Khuluqan no. 477, Bab Dzikru Nafyi al-Fuhsyi wa at-Tafahhusyi ‘an al-Mushthafa Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam no. 6442

7.      Al-Mu’jam al-Kabir li ath-Thabrani, Bab Abu ‘Abdirrahman al-Hubuliyyu ‘an ‘Abdillah bin ‘Amr no. 32, Bab Farwah bin Qais ‘an Ibn ‘Umar no. 13326

C.    Kandungan Hadits

            Al-Qurthubi berkata, “Akhlak adalah sifat manusia dalam bergaul dengan sesamanya, ada yang terpuji dan ada yang tercela. Adapun yang terpuji, secara umum adalah menjadikan diri dan orang lain dalam diri Anda lalu Anda mengambil baktinya tapi tidak menganbdi kepadanya. Detailnya adalah lapang dada, lembut, spoan, sabar, tabah, halus, kasih sayang, melakasanakan keperluan sendiri, saling mencintai, dan sebagainya. Sedangkan yang tercela adalah kebalikan dari sifat terpuji.”

            Diriwayatkan dari Ibnu al-Mubarak bahwa ketika mendefinisikan tentang akhlak yang baik ia berkata, “Yaitu bermanis muka, melakukan kebaikan, dan menahan diri dari perbuatan buruk.” Akhlak menempati kedudukan yang luhur dalam Islam, bahkan di antara misi utama agama Islam adalah menyempurnakan akhlak yang mulia. Oleh karena itu, Allah menjadikan akhlak sebagai standar kebaikan, selain itu akhlak yang baik merupakan penyempurna keimanan. Perbuatan yang paling banyak menambah berat timbangan amal kebiakan pada hari kiamat adalah akhlak yang baik, bahkan akhlak yang baik menjadi penyebab terbanyak masuknya seorang hamba ke dalam surga, sebagaimana disebutkan dalam suatu riwayat, bahwa Rasulullah ditanya tentang hal yang paling baik memasukkan manusia ke surga.

Komentar