40 HADITS TENTANG AKHLAK: Hadits ke-17

Hadits ke-17: Rendah Hati

A.    Redaksi Hadits

عَنْ عِيَاضِ بْنِ حِمَارٍ قَالَ: قَال رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِي أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ»

Dari ‘lyadh bin Himar Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak seorang pun membanggakan diri terhadap yang Iain, dan tidak seorang pun menuntut yang lain. "(HR. Muslim)

B.     Takhrij Hadits

1.      Shahih Muslim, Bab ash-Shifati allati Yu’rafu Biha fi ad-Dunya Ahlu al-Jannah wa Ahlu an-Nar no. 2865

2.      Al-Mu’jam al-Kabir li ath-Thabrani, Nisbatuhu no. 1000

C.    Kandungan Hadits

            Hadits di atas menganjurkan untuk bersikap rendah hati dan menjauhi sikap sombong. Orang yang berakal seharusnya bersikap rendah hati dan menjauhi sikap sombong, karena rendah hati mengandung nilai yang tinggi, dimana seseorang yang semakin merendahkan hati maka semakin tinggi derajatnya. Jadi sudah seharusnya orang yang berakal menghiasi dirinya dengan sifat ini. Rendah hati ada dua macam; rendah hati yang terpuji dan rendah hati yang tercela. Rendah hati yang terpuji adalah meninggalkan sikap sombong dan membanggakan diri terhadap sesama hamba Allah. Adapun rendah hati yang tercela adalah rendah hati seseorang terhadap orang yang berharta karena mengharap hartanya (keduniaannya).

            Orang yang berakal hendaknya bisa meninggalkan sikap rendah hati yang tercela, bagaimana pun kondisinya, dan hendaknya ia tidak meninggalkan sikap rendah hati yang terpuji, bagaimana pun kondisinya. Sebaik-baik manusia adalah yang rendah hati terhadap tingginya kedudukan, zuhud terhadap kemampuan dan kekuatannya. Seseorang tidak meninggalkan sikap rendah hati kecuali saat dikuasai kesombongan, maka tidak seorang pun yang menyombongkan diri terhadap orang lain kecuali karena ketakjuban terhadap dirinya sendir. Seseorang takjub terhadap diri sendiri karena kedengkian akalnya.

            Ka’b berkata, “Tidaklah Allah Azza wa Jalla memberikan nikmat di dunia kepada seorang hamba lalu mensyukurinya dan merendahkan hatinya karena Allah kecuali Ia akan memberi manfaatnya di dunia dan ditinggikan derajatnya di akhirat. Tidaklah Allah Azza wa Jalla memberikan nikmat di dunia kepada seorang hamba lalu tidak mensyukurinya dan tidak merendahkan hati karena Allah, kecuali Allah akan menghilangkan manfaatnya di dunia dan akan dihamparkan lempengan dari api untuknya. Lalu jika Allah berkehendak maka ia akan disiksa dengan itu atau di lepaskan darinya.”

            Ibnu al-Mubarak berkata, “Inti rendah hati adalah merendahkan hati terhadap orang yang lebih rendah darimu dalam masalah nikmat dunia, sehingga engkau mengesankan bahwa keduniaanmu bukan suatu kelebihan terhadapnya, dan engkau tetap menjaga wibawamu terhadap orang yang lebih tinggi darimu dalam masalah nikmat dunia sehingga engkau mengesankan bahwa keduniaannya bukan suatu kelebihan terhadapmu.”

Komentar