40 HADITS TENTANG AKHLAK: Hadits ke-3

 

Hadits ke-3: Sebaik-baiknya Akhlak Seorang Mukmin

A.    Redaksi Hadits

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ: «أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحَاسِنُهُمْ أَخْلَاقًا الْمُوَطَّئُونَ أَكْنَافًا الَّذِينَ يَأْلَفُونَ وَيُؤْلَفُونَ وَلَا خَيْرَ فِيمَنْ لَا يَأْلَفُ وَلَا يُؤْلَفُ»

Dari Abi Sa’id al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Kaum mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, paling lapang dadanya, paling mudah bersahabat dan disahabati. Tidak ada kebaikan pada orang yang tidak bersahabat dan tidak disahabati.” (HR. Ath-Thabrani)

B.     Takhrij Hadits

1.      Al-Jami’ li Ibn Wahab, Bab al-‘Uzlati, no. 493

2.      Al-Mu’jam al-Ausath, Bab Man Ismuhu ‘Andullah, no. 4422

3.      Syu’abul Iman, Bab Husnu al-Khuluq, no. 7611

C.    Kandungan Hadits

            Akhlak mulia merupakan nilai terpenting dalam kehidupan, ia adalah salah satu unsur utama peradaban manusia. Bahkan akhlak mulia merupakan misi diutusnya Rasulullah, sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah,

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ

Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang baik.

            Akhlak yang baik mendatangkan kebaikan dan akhlak buruk mendatangkan keburukan pula. Hisyam bin ‘Urwah meriwayatkan dari ayahnya,

إِذَا رَأَيْتَ الرَّجُلَ يَعْمَلُ الْحَسَنَةَ فَاعْلَمْ أَنَّ لَهَا عِنْدَهُ أَخَوَاتٍ فَإِذَا رَأَيْتَهُ يَعْمَلُ السَّيِّئَةَ فَاعْلَمْ أَنَّ لَهَا عِنْدَهُ أَخَوَاتٍ فَإِنَّ الْحَسَنَةَ تَدُلُّ عَلَى أَخَوَاتِهَا وَإِنَّ السَّيِّئَةَ تَدُلُّ عَلَى أَخَوَاتِهَا

Jika kamu melihat seorang yang mengerjakan kebaikan, maka ketahuilah bahwa ketaatan tersebut mendatangkan saudara-saudara lain (kebaikan lain) baginya. Dan jika kamu melihat seorang yang mengerjakan keburukan, maka ketahuilah bahwa maksiat tersebut mendatangkan saudara-saudara (keburukan lain) baginya, karena sesungguhnya sebuah ketaatan menunjukkan kepada saudaranya dan sebuah maksiat  menunjukkan kepada saudaranya.

            Islam menganjurkan untuk memilih teman karib orang yang berakhlak baik. Rasulullah bersabda tentang pengaruh pertemanan pada kualitas agama seseorang. Dari Abu Hurairah,

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلْ

“Seseorang itu berada pada agama teman karibnya. Maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa yang menjadi temannya.”

            Persahabatan hendaknya berorientasi agama, seperti saling menolong dalam kebaikan, menumbuhkan kemanfaatan ilmu dan amal, menjaga kebersihan hati dan memperkuat motivasi beribadah, hingga mencari manfaat untuk kepentingan akhirat sebagaimana riwayat dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah bersabda,

اسْتَكْثِرُوا مِنْ الْإِخْوَانِ فَإِنَّ لِكُلِّ مُؤْمِنٍ شَفَاعَة يوم القيامة

“Perbanyaklah teman, karena setiap mukmin itu mempunyai syafa’at di hari akhir.”

            Islam menganjurkan berwajah ceria dan menjaga kerapihan fisik. Dari Abu Dzar al-Ghifari,

تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

“Senyummu pada wajah saudaramu adalah shodaqoh.”

            Dari Jabir bin Abdullah, suatu hari Rasulullah datang menemui kami. Tiba-tiba beliau menyaksikan seorang lelaki yang berbaju kusut dan rambutnya tidak rapi. Kemudian beliau bersabda,

أَمَا كَانَ يَجِدُ هَذَا مَا يُسَكِّنُ بِهِ شَعْرَهُ، وَرَأَى رَجُلًا آخَرَ وَعَلْيِهِ ثِيَابٌ وَسِخَةٌ، فَقَالَ أَمَا كَانَ هَذَا يَجِدُ مَاءً يَغْسِلُ بِهِ ثَوْبَهُ

“Apakah lelaki itu tidak memiliki sesuatu yang dapat menjadikan rambutnya rapi? Kemudian beliau melihat lelaki lain yang berbaju kotor. Lalu, beliau bersabda: Apakah lelaki itu tidak memiliki sesuatu yang dapat ia gunakan untuk mencuci bajunya?”

Komentar