Hadits ke-20: Memenuhi Janji
A. Redaksi Hadits
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " آيَةُ
المُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا
اؤْتُمِنَ خَانَ "
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tanda orang munafik ada tiga: Apabila berbicara
ia dusta, apabila berjanji ia ingkar, dan apabila diberi amanat (dipercaya) ia berkhianat.’’ (Muttafaq
‘Alaih)
B. Takhrij Hadits
1. Sunan a-Nasa’i, ‘Alamah al-Munafiq no. 5021
2. Sunan at-Tirmidzi, Bab Ma Ja’a fi ‘Alamah al-Munafiq no. 2631
3. Musnad Ahmad, Musnad Abi Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu no. 8685, no. 9158, dan no. 10925
C. Kandungan Hadits
Makna
“tanda orang munafik” adalah ciri-ciri dan bukti-buktinya. Pengertian hadits
bahwa sifat-sifat adalah sifat-sifat yang dimiliki orang munafik. Orang yang
memiliki sifat-sifat tersebut berarti menyerupai orang munafik dan berperilaku
dengan perilaku mereka. Maksud “janji” dalam hadits adalah janji yang baik,
adapun janji yang buruk maka lebih baik dibatalkan. Bahkan terkadang wajib ditinggalkan
jika menimbulkan kerusakan. Mengingkari janji hukumnya haram antara sesama
muslim, sekalipun terhadap orang kafir, lebih-lebih terhadap sesama muslim. Jadi
memenuhi janji termasuk keutamaan sementara mengingkarinya berdosa besar.
Mengingkari
janji ada dua macam: Pertama, berjanji tapi di dalam hatinya ada niat untuk
tidak menepatinya. Ini perilkau paling buruk. Kedua, berjanji disertai niat
untuk menepatinya, namun setelah itu berubah sehingga tidak menepatinya tanpa udzur.
Menepati janji termasuk sifat jiwa yang mulia dan akhlak yang terpuji. Para pemilik
sifat ini akan tampak agung dalam pandangan manusia dan selalu mendapat
prasangka baik.
Seorang Badui berkata, “Jika orang yang mulia berjanji maka akan segera dipenuhi, sementara orang yang hina berjanji maka akan melamakan dan menghindar dari janjinya.” Badui lainnya berkata, “Udzur yang baik lebih baik daripada melama-lamakan.”
Komentar
Posting Komentar