40 HADITS TENTANG AKHLAK: Hadits ke-2

 

Hadits ke-2: Sumber Akhlak

A.    Redaksi Hadits

عَنِ النَّوَّاسِ بْنِ سِمْعَانَ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْبِرِّ وَالْإِثْمِ فَقَالَ: «الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ»

Dari an-Nawas bin Sam’an al-Anshari Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang kebajikan dan dosa. Beliau menjawab, ‘Kebajikan adalah baiknya akhlak, sedangkan dosa adalah apa-apa yang membuat keraguan dalam jiwamu dan engkau tidak suka orang lain melihatnya’. (HR. Muslim)

B.     Takhrij Hadits

1.      Shahih Muslim, Bab Tafsir al-Birri wa al-Itsmi no. 2553

2.      Musnad Ahmad, Bab Hadits an-Nawwas bin Sam’an al-Kilabi al-Anshari no. 17631, no. 17632, no. 17633

3.      Sunan at-Tirmidzi, Bab Ma Ja’a fi al-birri wa al-Itsmi no. 2389

4.      Sunan ad-Darimi, Bab fi al-Birri wa al-Itsmi no. 2831

5.      Mushannaf Ibnu Abi Syaibah, Bab Ma Dzukira fi Husni al-Khuluq wa Karahiyah al-Fuhsyi no. 25335

C.    Kandungan Hadits

            Ulama berkata, al-Birru juga berarti menyambung tali silaturrahim. Berarti juga berlemah lembut dan bergaul dengan baik, dan berarti juga ketaatan. Hal-hal ini adalah inti daripada akhlak yang mulia. Sedangkan makna حَاكَ فِي صَدْرِكَ, yaitu yang begejolak dan meragukan sementara hati tidak merasa tenang dengannya, ada keraguan di dalam hati dan takut jika perbuatan itu benar-benar perbuatan dosa.

            Para ulama berkata, “Kebajikan bisa bermakna hubungan, kelembutan, kesantunan dan baiknya pergaulan, juga bisa bermakna ketaatan. Semua itu adalah himpunan akhlak yang baik.”

            Dari hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber akhlak adalah naluri. Dalam al-Qur’an pun telah menjelaskan bahwa jiwa manusia merupakan gudang kode etik naluri, yang semenjak penciptaannya telah ditiupkan padanya kecenderungan terhadap kebajikan dan keburukan. Selain itu, manusia juga diberi petunjuk untuk mengetahui keutamaan dan kehinaan dengan perantara akal yang dimilikinya, sebagaimana firman-Nya, “Bukanlah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.” (QS. Al-Balad [90]: 8-10)

Komentar