40 HADITS TENTANG AKHLAK: Hadits ke-30

Hadits ke-30: Waspada Terhadap Marah

A.    Redaksi Hadits

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبِ»

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasuluilah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Bukanlah orang kuat itu dengan bergulat akan tetapi yang kuat itu adalah yang dapat menguasai dirinya ketika marah."(Muttafaq ‘Alaih)

B.     Takhrij Hadits

1.      Musnad Ahmad, Bab Musnad Abi Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu no. 7219, no. 7640, dan no. 10702

2.      As-Sunan al-Kubra li an-Nasa’i, Bab Man asy-Syadid wa Dzikru al-Ikhtilaf ‘ala az-Zuhriyyi fi Khabar Abi Hurairah fihi no. 10154 dan no. 101155

3.      As-Sunan al-Kubra li al-Baihaqi, Bab Syahadah Ahli al-‘Ashabiyyah no. 21085, Bab asy-Sya’ir Yuktsiru al-Waqi’ah fi an-Nas ‘ala al-Ghadhab wa al-Hirman no. 21126

C.    Kandungan Hadits

Hadits di atas mengisyaratkan tentang keutamaan menahan marah dan mengendalikan diri ketika marah saat bertikai atau berdebat. Orang yang dapat menahan marah ketika ia mampu melampiaskannya, akan mendapatkan pahala yang agung.

Ketahuilah bahwa “Mudah marah merupakan sifat orang-orang bodoh, sementara menjauhinya merupakan hiasan orang-orang berakal. Kemarahan adalah akar penyesalan. Seseorang yang meninggalkannya sebelum melampiaskannya akan lebih mampu mengadakan perbaikan terhadap kerusakan yang ditimbulkannya, daripada dengan kemarahan.”

Marah termasuk perangai tercela, maka seseorang hendaknya membiasakan diri menjauhinya, yaitu dengan memperhatikan hal-hal berikut: (1) Bahwa marah selain karena Allah adalah berasal dari setan, maka memohon perlindungan kepada Allah dari setan merupakan sebab hilangnya marah, (2) Wudhu dapat memadamkan kemarahan, (3) Hendaknya orang yang sedang marah merubah posisinya untuk meredakan kemarahannya, (4) Diam adalah obat mujarab untuk kemarahan.

Komentar