Hadits ke-37: Berbuat Baik
A. Redaksi Hadits
عَنْ أَبِي
الدَّرْدَاءِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَا
شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ المُؤْمِنِ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ
وَإِنَّ اللَّهَ لَيُبْغِضُ الفَاحِشَ البَذِيءَ»
Dari Abu Darda, bahwa Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak ada seseuatu yang paling berat dalam
timbangan amal seorang mukmin pada hari kiamat melebihi akhlak mulia.
Sesungguhnya Allah amatlah murka terhadap orang yang keji lagi jahat.” (HR.
Tirmidzi)
B. Takhrij Hadits
1. Musnad Abi Dawud ath-Thayalisi, Bab wa Ahadits Abi ad-Darda, no. 1071
2. Musnad Ahmad, Bab min Hadits Abi ad-Darda, no. 27496, 27517, 27532, 27553, 27555
3. Sunan Abi Dawud, Bab fi Husni al-Khuluq, no. 4799
4. Sunan at-Tirmidzi, Bab Ma Ja’a fi Husni al-Khuluq, no. 2003, Bab Ma Ja’a fi ar-Rifqi, no. 2013
5. Shahih Ibnu Hibban, Bab Dzikru al-Bayan bi Anna al-Khuluqi al-Hasana min Atsqali ma Yajidu al-Mar’u fi Mizanihi Yaumal Qiyamah, no. 481, Bab Dzikru az-Zajri ‘an Isti’mal al-Fuhsyi wa al-Badza’i lil Mar’i fi Asbabihi, no. 5693, Bab Dzikru Washfi al-Mutafahhisyi alladzi Yubghidhuhullah Jalla wa ‘ala, no. 5695
C. Kandungan Hadits
Hadits ini mejelaskan tentang sesuatu yang
akan memberatkan timbangan amal pada hari kiamat nanti, yang jika dilakukan di
dunia merupakan satu amalan yang berpahala besar yaitu akhlak mulia dan berkata
yang baik, dua amalan ini apabila dilakukan maka akan memberatkan timbangan
amal kebaikan.
Dari Abu Darda’ Radhiyallahu ‘Anhu,
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
مَا مِنْ شَىْءٍ
يُوضَعُ فِى الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ
الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلاَةِ
“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan
lebih berat dari akhlak yang mulia. Sesungguhnya orang
yang berakhlak mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin
shalat.” (HR.
Tirmidzi no. 2134. Syaikh al-Abani
mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Di antara faidah hadits di atas yaitu: (1) Contoh husnul khuluq atau berakhlak yang baik sebagaimana dikatakan oleh ‘Abdullah bin Al-Mubarak adalah senyum manis, melakukan yang kebajikan, menghilangkan gangguan, (2) Apa yang dimaksudkan dengan hadits di atas adalah yang berat pahalanya dalam mizan (timbangan), (3) Allah mencintai dan meridhai orang yang berakhlak mulia, (4) Al-Fahisy yang dimaksud dalam hadits adalah orang yang mengeluarkan perkataan yang tidak enak didengar atau perkataan yang tidak pantas, sedangkan al-Badzi adalah orang yang berkata kotor. Jadi, orang yang bisa menjaga perkataannya adalah orang yang akan berat timbangannya, (5) Mizan (timbangan) amalan itu ada dan wajib diimani.
Komentar
Posting Komentar