40 HADITS TENTANG AKHLAK: Hadits ke-38

Hadits ke-38: Mengiringi Keburukan dengan Kebaikan

A.    Redaksi Hadits

عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Dari Abi Dzar ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepadaku, “Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada, iringilah setiap keburukan itu dengan kebaikan niscaya ia akan menghapuskannya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang mulia.” (HR. Tirmidzi)

B.     Takhrij Hadits

1.      Musnad Ahmad, Bab Hadits Abi Dzar al-Ghifari, no. 21354, 21403, 21487, 21536

2.      Mushannaf Ibnu Abi Syaibah, Ma Dzukira fi Husni al-Khuluqi wa Karahiyah al-Fuhsyi, no. 25324

3.      Sunan ad-Darimi, Bab fi Husni al-Khuluq, no. 2833

4.      Musnad al-Bazzar, Bab Maimun bin Abi Syabib ‘an Abi Dzar, no. 4022

5.      Al-Mustadrak ‘ala ash-Shahihain, Bab wa Amma Hadits Samurah bin Jundub, no. 178

C.    Kandungan Hadits

Hadits yang mulia ini berisi wasiat berharga dari Rasulullah Shallallahu’Alaihi wa Sallam kepada kita semua dalam mengarungi kehidupan dunia ini. Wasiat ini berhubungan dengan hubungan kita kepada Allah, diri sendiri dan orang lain. Setiap kita mesti akan berhubungan dengan sang pencipta kita dan ini dapat diwujudkan dengan benar hanya dengan takwa kepada-Nya disetiap saat. Juga setiap kita akan berhubungan dengan diri sendiri sebagai insan yang tidak luput dari kesalahan dan dosa, maka caranya adalah dengan mengiringi kesalahan dan dosa dengan taubat yang merupakan amalan sholih dan kebajikan yang dapat menghapus dosa kesalahan tersebut. Sehingga bila seorang berbuat dosa maka segera mengiringinya dengan taubat dan menambah amal kebaikan yang dapat menghapusnya. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. (QS. Hud [11]: 114).

Demikian juga kita tidak mungkin lepas dari masyarakat dan orang lain disekitar kita, karena manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan orang lain. Sebab itu beliau mewasiatkan dengan menjadikan akhlak mulia sebagai dasar dalam pergaulan ini. Bergaul dengan orang lain dengan akhlak mulia dapat dijabarkan oleh sabda beliau yang lainnya, yaitu sabda beliau Shallallahu’Alaihi wa Sallam:

فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ وَيَدْخُلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَلْيَأْتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِى يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْه

“Siapa yang ingin diselamatkan dari neraka dan masuk surga maka hendaknya kematian menjemputkanya dalam keadaan ia beriman kepada Allah dan hari akhir dan hendaknya ia bergaul dengan orang lain sebagaimana ia ingin orang lain bergaul dengannya.” (HR Muslim)

Komentar