40 HADITS TENTANG AKHLAK: Hadits ke-36

Hadits ke-36: Taubat

A.    Redaksi Hadits

عن أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فَلَاةٍ فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ فَأَيِسَ مِنْهَا فَأَتَى شَجَرَةً فَاضْطَجَعَ فِي ظِلِّهَا قَدْ أَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ فَبَيْنَا هُوَ كَذَلِكَ إِذَا هُوَ بِهَا قَائِمَةً عِنْدَهُ فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا ثُمَّ قَالَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ: اللهُمَّ أَنْتَ عَبْدِي وَأَنَا رَبُّكَ أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ "

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya ketika bertaubat kepada-Nya daripada (gembiranya) seseorang di antara kalian yang mengendarai tunggangannya di dataran yang lapang, lalu ia kehilangan tunggangannya itu. Sementara makanan dan minumannya bersama tunggangannya itu sehingga ia berputus asa. Lalu ia menghampiri sebuah pohon kemudian berteduh dengan bayangannya sementara ia putus asa terhadap tunggangannya. Ketika dalam keadaan seperti itu. tiba-tiba binatang tunggangannya itu berdiri di sisinya, lalu serta merta ia meraih tali kendalinya. Karena sangat gembiranya ia berkata, 'Ya Allah, Engkau hambaku dan aku Rabbmu.' la salah (berkata) karena sangat gembira.(Muttafaq ‘Alaih)

B.     Takhrij Hadits

1.      Shahih al-Bukhari, Bab at-Taubah no. 6309

2.      Shahih Muslim, Bab Fi al-Haddhi ‘ala at-Taubah wa al-Farahi Biha no. 2747

3.      Musnad Ahmad ath-Thayalisi, Bab Musnad Anas bin Malik Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu no. 13227

4.      Shahih Ibnu Hibban, Bab Dzikru al-Ikhbar ‘Amma Yustahabbu li al-Mar’i min Luzum at-Taubah fi Auqatihi wa Asbabihi no. 617

5.      Al-Mu’jam al-Ausath, Bab Man Ismuhu Mu’adz no. 8500

6.      Musnad Abi Ya’la, Bab Qatadah ‘an Anas no. 2860

C.    Kandungan Hadits

Dalam hadits di atas terkandung anjuran untuk bertaubat. Disebutkan bahwa Allah gembira dan ridha dengan taubat hamba-Nya, sehingga kita dapatkan Rasulullah menganjurkan kita untuk melaksanakannya.

Adakalanya memohon ampunan (istighfar) disebutkan tersendiri dan adakalanya disertai dengan sebutan taubat. Jika disebutkan tersendiri berarti mencakup taubat dan istighfar, karena taubat mencakup istighfar dan istighfar mencakup taubat, masing-masing termasuk satu kategori. Istighfar mencakup taubat dan memohon ampunan dari Allah, karena hal itu dapat menghapus dosa dan menghilangkan bekasnya, serta memelihara dari keburukannya, dan ini yang dapat mencegah dari azab. Allah tidak akan mengazab orang yang memohon ampunan, adapun orang yang terus menerus melakukan dosa dan memohon ampunan Allah, ini bukan istighfar. Jadi taubat dan istighfar saling mencakup.

Ketika kedua kalimat ini disebutkan bersamaan, maka yang dimaksud  dengan istighfar adalah memelihara dari keburukan yang telah lalu, sedangkan taubat adalah kembali dan memohon perlindungan dari keburukan yang dikhawatirkan terjadi kemudian akibat keburukan perbuatan. Para ulama berkata, “Taubat itu wajib dilakukan terhadap setiap dosa. Jika dosa itu terjadi antara hamba dengan Allah yang tidak ada kaitannya dengan hak sesama manusia, maka harus memenuhi tiga syarat: Pertama, berlepas diri dari kemaksiatan tersebut, kedua, menyesali apa yang telah dilakukannya, ketiga, bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.”

Di antara buah dari taubat: Bahwa Allah gembira dengan taubat hamba-Nya, taubat dapat menghapus kesalahan-kesalahan sehingga seorang yang bertaubat seolah-olah tidak memiliki dosa, taubat adalah sebab keberuntungan, taubat menjadi penyebab Allah membanyakkan berkah di langit dan di bumi serta memperbanyak harta dan keturunan, taubat dapat mencegah azab.

Telah dinyatakan oleh dalil-dalil dari al-Kitab, as-Sunnah dan ijma’ umat tentang wajibnya bertaubat. Taubat termasuk unsur terpenting dasar Islam, karena merupakan pondasi pertama para penempuh jalan menuju akhirat. Taubat tidak boleh ditunda-tunda, karena jika ditangguhkan maka penangguhan ini merupakan dosa pula.

Komentar